Pada zaman dahulu ada tiga orang pemuda yang bersama – sama
mereka bermusafir. Diwaktu mereka dalam perjalanan, tiba – tiba turunlah hujan
yang begutu lebat di ikuti dengan angin yang sangat kuat. Kemudian mereka mencari
tempat perlingdungan untuk berteduh sebentar. Mereka memasuki sebuah Gua dan
berencana untuk bermalam di gua tersebut, dikarenakan hujan yang begitu lebat.
Ketika mereka sedang istirahat dalam gua tersebut, tiba –
tiba musibah datang kepada mereka. Yaitu sebuah batu yang sangat besar jatuh
dari atas bukit dan menutupi pintu gua tersebut. Mereka mencoba dengan sekuat
tenaga untuk memindahkan batu tersebut tetapi tetap tidak berhasil. Kemudian
salah seorang diantara mereka berkata:
“Batu itu sangat besar dan sangat mustahil kita dapt
memindahkannya, kita hanya akan terselamat keluar dari gua ini jika kita berdoa
kepada Allah, dengan perantaraan amal saleh kita masing – masing.”
Salah seorang diantara mereka mengangkat tangannya sambil
berkata dalam doanya:” Ya Allah. . . Sesungguhnya Engkau maha mengetahui
bahwa kedua ibu – bapak ku telah terlalu tua. Pada suatu hari aku telah keluar
dalam satu perjalanan yang jauh untuk satu pekerjaan. Apabila aku pulang sedang
ibu – bapak ku telah tidur. Kemudian aku
menyediakan susu kepada meraka untuk diminum pada petang itu. Namun aku melihat
mereka berdua masih dalam tidur. Aku tidak sanggup mengejutkan mereka dari
tudurnya dan aku juga tidak sanggup untuk memberi susu itu kepada keluargaku
dan hamba – hambaku yang lain, walaupun aku tahu mereka semuanya lapar dan
dahaga.”
“Aku harus memegang mangkuk susu dan menunggu mereka bangun
sehingga sampai pagi. Apabila mereka bangun, aku memberi susu itu kepada mereka
serta di ikuti oleh kelaurgaku yang lain. Ya Allah. . . jika aku melakukan
perkara ini, utnuk keridhaan Mu, maka selamatkanlah kami dari musibah ini.”
Selesai lelaki itu berdoa tiba – tiba batu itu bergerak
sedikit, tetapi belum cukup untuk mereka keluar dari gua tersebut.
Kemudian berdoalah lelaki yang kedua :” Aku mempunyai
seorang saudara sepupu perempuan yang sangat aku sayangi. Pada suatu hari aku
terasa ingin melepaskan syahwatku padanya. Akan tetapi dia tidak
menyanggupinya, sehingga sampai pada suatu musim kemarau yang telah mendesaknya
datang kepadaku untuk meminta bantuan. Aku memberinya 120 dinar dengan syarat
dia hendaklah datang kepada ku dengan seorang diri. Dai setuju sehingga aku
hampir melepaskan nafsu jahatku kepadanya. Ketika itulah dia berkata bahwa dia
tidak halal bagiku sehingga kami menikah.”
“Mendengar kata – katanya itu, aku telah menghentikan niat
jahatku itu, lalu menjauhkan diriku darinya walaupun aku sangat mencintainya.
Aku juga telah menghalalkan 120 dinar yang telah aku berikan kepadanya. Ya
Allah . . ! jika aku melakukan ini untuk keridhaan-Mu, Maka selamatkanlah kami
dari musibah ini.”
Setelah lelaki itu berdoa, bergeserlah batu itu sedikit
lagi. Namun mereka tetap belum bisa untuk keluar dari gua tersebut.
Lalu lelaki yang ketiga berdoa: “ Ya Allah . . ! aku telah
mengupah beberapa orang pekerja. Semua telah aku berikan upahnya kecuali
seorang yang telah pergi menghilangkan diri tanpa mengambil upahnya. Aku telah
mempergunakan upahnya itu sehingga aku mendapat keuntungan yang begitu banyak.
Pada suatu hari selepas beberapa tahun kemudian, pekerja itu datang lagi
kepdaku lalu ia menuntut upahnya : “ Wahai tuan ! aku datang untuk menuntut
upahku yang dahulu. Harap tuan memberi upahku itu.”
Lalu aku berkata kepadanya: “ sesungguhnya unta, lembu, kambing dan hamba –
hamba yang kamu lihat sekarang adalah hasil keuntungan dari upahmu yang telah
aku niagakan.” Orang tiu berkata :” Wahai tuanku . . janganlah bergurau
dalam perkara ini.” Aku tidak bergurau dan berkata perkara yang
sesungguhnya.”
Mendengar penjelasanku itu, lalu lelaki itu mengambil semua
harta hasil keuntungan itu. Ya Allah . . ! jika perkara yang aku lakukan ini
semata – mata untuk keridhaan- Mu maka jauhkan dan lepaskanlah kami dari
musibah ini.”
Setelah lelaki ketiga itu berdoa, tiba – tiba batu besar itu
bergeser lagi, dan Alhamdulillah semuanya terselamatkan. Mereka bertiga sangat
bergembira dan bersyukur kepada Allah karena telah mengabulkan doa mereka, lalu
mereka meneruskan perjalanan menuju ke tempat mereka hajati.
Sumber : Otman
Ramli
bagus ea mas cerita nya...
ReplyDeletepos y lebih bagus lagi dung....ummmmmuuach...hahaha
heheheh insyaAllah bang,,
Deleteakan saya usahakan seadanya ilmu yang saya mliki,,
oa bang,,
trims yea sdah mau brknjung,,
salam bang :)