بِسْمِ اللّٰهِ
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Perlu sahabat ketahui, umumnya para pelajar harus mencari
ilmu pengetahuan yang paling baik atau paling cocok dengan dirinya. Pertama –
tama yang perlu dipelajari oleh seorang penuntut adalah ilmu yang paling baik
dan yang diperlukannya dalam urusan agama pada saat itu. Kemudian baru ilmu –
ilmu yang diperlukannya pada masa yang akan datang.
Ilmu tauhid harus didahulukan, supaya penuntut mengetahui
sifat – sifat Allah berdasarkan dalil yang otentik. Karena imannya orang yang
taklid tanpa mengetahui dalilnya, sekalipun itu sah menurut pendapat kami (
orang – orang yang berilmu dahulu ) ia tetap berdosa.
Para penuntut harus mempelajari ilmunya para ‘ulama saraf.
Para ulama berkata: “ tetaplah kalian pada ilmunya para Nabi, ilmu agama,
dan tinggalkanlah ilmu – ilmu yang baru.” Tinggalkan ilmu debat yang muncul
setelah meninggalnya para ulama. Sebab perdebatan akan menjauhkan seseorang
dari ilmu fiqih, menyia – nyiakan umur, menimbulkan keresahan dan permusuhan.
Dan apabila umat Muhammad saw. Sudah mulai suka berbantah – bantah diantara
mereka, itulah tanda akan datangnya hari kiamat. Tanda bahwa ilmu fiqih semakin
menghilang. Demikian menurut Sabda Rasulullah saw.
Adapun cara memilih guru atau orang yang “Alim, yang
bersifat wara’a, dan yang lebih tua. Sebagaimana abu Hanifah memilih Abu Ahmad
bin Abi Sulaiman, karena beliau mempunyai kriteria atau sifat – sifat tersebut.
Maka Abu Hanifah menguji ilmu kepadanya.
وَقَالَ اَبُوْ
حَنِيْفَةَ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالٰى وَجَدْتُهُ شَيْخًاوَقُوْرًا حَلِيْمًا صَبُوْرًا.
وَقَالَ : ثَبَتُّ عِنْدَ حَمًادِبْنِ أَبِى سُلَيْمَانَ فَنَبَتُّ.
Abu Hanifah berkata :
“beliau adalah seorang guru berakhlak mulia, penyantun dan penyabar. Aku
betahan mengaji kepadanya hingga aku seperti sekarang ini.”
Abu Hanifah juga
berkata :” aku pernah mendengar seorang ahli hikmah dari negeri samarkan
berkata, “ Ada salah seorang penuntut ilmu bermusyawarah dengan ku ketika
hendak pergi ke bukhara untuk menuntut ilmu.”
Demikian seharusnya setiap
pelajar ataupun penuntut ilmu harusnya bermusyawarah dengan orang alim ketika
akan pergi menuntut ilmu atau dalam segala urusan. Karena Allah SWT menyuruh
Nabi Muhammmad saw supaya bermuusyawarah dalam segala urusan, padahal tiada
seorang pun yang lebih pandai dari beliau. Dalam segala urusan beliau selalu
bermusyawarah dengan para sahabatnya, bahkan dalam masalah rumah tangga pun
beliau bermusyawarah dengan isterinya. Saidina Ali berkata: “ Tak akan
binasa orang yang mau berunding.”
Dikatakan bahwa manusia
itu ada tiga macam:
1)
Orang yang benar – benar sempurna
2)
Orang yang setengah sempurna
3)
Orang yang tidak sempurna sama sekali
Adapun orang yang
benar – benar sempurna adalah orang yang pendapat – pendapatnya selalu benar
dan mau bermusyawarah. Orang yang setengah sempurna adalah orang yang
pendapatnya benar tapi tidak mau bermusyawarah. Dan orang yang tidak sempurna
sama sekali adalah orang yang pendapatnya salah dan tidak mau bermusyawarah.
Imam Ja’afar Shiddik berkata kepada Sufyan Tsauri, “Musyawarahkan urusanmu
kepada orang yang takut akan Allah.”
Mencari ilmu adalah
perbuatan yang luhur dan perkara yang sulit, maka bermusyawarah atau meminta
nasihat kepada orang alim itu penting, dan suatu keharusan. Ketahuilah, bahwa
kesabaran dan ketabahan atau ketekunan adalah pokok dari segala urusan. Tapi
jarang sekali orang yang mempunyai sifat – sifat tersebut, sebagaimana kata
dalam sebuah syair:
لِكُلٍّ اِلٰى
شَأْوِالْعُلَى حَرَكَاتُ ٭ وَلٰكِنْ عَزِيْزٌ فِى الرِّجَالِ ثَبَا تُ
Artinya :”Setiap orang pasti mempunyai hasrat memperoleh kedudukan
atau martabat yang mulia, namun jarang sekali orang yang mempunyai sifat sabar,
tabah, tekun dan ulet.
Ada juga yang berkata bahwa keberanian adalah kesabaran menghadap
kesulitan dan penderitaan. Oleh karena itu, seorang pelajar harus berani
bertahan dan bersabar dalam menuntut ilmu duniawi khusunya akhirwi yang harus
bersabar dalam mengaji dan dalam membaca sebuah kitab. Tidak meninggalkannya
sebelum tamat atau selesai. Tidak berpindah – pindah dari satu guru ke guru yang
lain, dari satu ilmu ke ilmu yang lain. Padahal ilmu yang dia pelajari belum
dikuasai, dan tidak pindah- pindah dari satu daerah ke daerah yang lain, supaya
waktunya tidak terbuang sia – sia.
Seorang pelajar tidak
boleh menuruti keinginan hawa nafsunya seperti kata dalam syair: “Sungguh
hawa bafsu itu rendah nilainya, barang siapa terkalahkan oleh hawa nafsunya
bearti dia terkalahkan oleh kehinaannya.
Seorang pelajar
mestinya harus tabah dalam menghadapi ujian dan cobaan. Sebab ada yang
mengatakan bahwa gudang ilmu itu selalu diliputi dengan cobaan dan ujian. Ali
bin Abi Thalib berkata : “Ketahuilah, kamu tidak akan memperoleh ilmu
kecuali dengan hal enam perkara, yaitu befikir, semangat, sabar, memiliki
bekal, petunjuk atau bimbingan guru dan waktu yang lama ataupun menetap.”
Seorang pelajar harus
memilih atau berteman dengan orang yang tekun belajar, bersifat wara’a dan
berwatak Istiqamah, dan orang – orang yang suka memahami ayat – ayat Al – Quran
dan hadist Nabi. Dan ia harus menjauhi teman yang malas, banyak bicara, suka
merusak, dan suka memfitnah.
Seorang penyair
berkata:
عَنِ الْمَرْءِ
لَا تَسْأَلُ وَاَبْصِرْ قَرِيْنَهُ ٭ فَاِنَّالْقَرِيْنَ بِالْمُقَارِنِ يَقْتَدِىْ
فَاِنْ كَانَ ذَاشَرٍّفَجَنِّبْهُ
سُرْعَةً ٭ وَاِنْ كَانَ ذَا خَيْرٍ فَقَارٍنْهُ تَهْتَدِىْ
“ Jangan bertanya tentang kelakuan seseorang, tapi lihatlah siapa
temannya. Karena orang itu biasanya mengikuti temannya. Kalau temanmu berbudi
buruk, maka menjauhlah segera. Dan bila berlaku baik maka bertemanlah
dengannya, tentu kamu akan mendapat petunjuk.”
Nabi Muhammad saw bersabda:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ
يُوْلَدُ عَلٰى فِطْرَةِ الْاِسْلَامِ اِلَّا اَنَّ اَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهٖ وَيُمَجِّسَانِهٖ
“ Setiap anak yang dilahirkan itudalam keadaan fitrah ( Suci ). Kedua
orang tuanyalah yang menyebabkan ia menjadi Yahudi, Nasrani ataupun Majusi.”
Berikut ada kata – kata hikmah berbahasa parsi yang artinya:
“Teman yang jahat itu lebih bahayanyadaripada ular berbisa. Karena teman
yang jahat itu akan menjerumuskan Anda kedalam nerakaJahim. Oleh karena itu, bertemanlah
dengan orang – orang yang baik, karena ia dapat menyebabkan Anda masuk surga.”
. . . Kalau ada yang
salah bahasa ( penulisan) jangan lupa diberi komentar sobat J . . .
Sekian. . . . J
Sumber: Alim Muta’klim
penulis : Hamba Allah
0 Response to "Memilih Ilmu, Guru, Teman Belajar dan Tekun dalam Mencari Ilmu"
Post a Comment