penulis Al-Ustadz
Abu Usamah bin Rawiyah An-Nawawi
Sikap rendah diri tanpa menghinakan
diri- merupakan sifat yg sangat terpuji di hadapan Allah dan seluruh
makhluk-Nya. Sudahkah kita memilikinya?
Merendahkan diri adalah sifat yg
sangat terpuji di hadapan Allah dan juga di hadapan seluruh makhluk-Nya. Setiap
orang mencintai sifat ini sebagaimana Allah dan Rasul-Nya mencintainya. Sifat
terpuji ini mencakup dan mengandung banyak sifat terpuji lainnya.
Yang dikatakan Tawadhu’ ataupun sikap rendah diri adalah ketundukan kepada kebenaran dan menerima dari siapapun yang datang baik
ketika suka, duka atau dlm keadaan marah sekalipun. maksudnya janganlah kamu
memandang dirimu berada di atas semua orang. Atau engkau menganggap bahwa semua
orang membutuhkan dirimu. Bergaullah dengan orang – orang disekitarmu dengan
menjaga hiti, martabat, tingkah dan perasaan orang lain.
Lawan dari sifat
tawadhu’ adl takabbur sifat yg sangat dibenci Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah
mendefinisikan sombong dgn
sabdanya:
“Kesombongan
adl menolak kebenaran dan menganggap remeh orang lain.”
Jika anda mengangkat
kepala di hadapan kebenaran baik dalam rangka menolak atau mengingkari berarti
anda belum tawadhu’ dan anda memiliki benih sifat sombong.
Tahukah anda apa yg Allah
SWT. perbuat terhadap Iblis yg terkutuk???? Dan apa yg diperbuat Allah kepada
Fir’aun dan tentara-tentaranya??? Kepada
Qarun dgn semua anak buah dan hartanya???? Dan kepada seluruh penentang para
Rasul Allah? Mereka semua dibinasakan Allah SWT. Karena mereka tidak memiliki
yang namanya sikap tawadhu’ dan malah
sebaliknya justru mereka menyombongkan dirinya.
Tawadhu’
di Hadapan Kebenaran
Menerima dan tunduk
di hadapan kebenaran sebagai perwujudan tawadhu’ adl sifat terpuji yg akan
mengangkat derajat seseorang bahkan mengangkat derajat suatu kaum dan akan
menyelamatkan mereka di dunia dan akhirat. Allah SWT. berfirman:
“Negeri
akhirat itu Kami jadikan utk orang2 yg tdk menyombongkan diri dan berbuat
kerusakan di muka bumi dan kesudahan yg baik bagi orang2 yg bertakwa.”
Fudhail bin Iyadh t
dita tentang tawadhu’ beliau menjawab: “Ketundukan kepada kebenaran dan
memasrahkan diri kepada serta menerima dari siapapun yg mengucapkannya.” .
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidak
akan berkurang harta yg dishadaqahkan dan Allah tdk akan menambah bagi seorang
hamba yg pemaaf melainkan kemuliaan dan tidaklah seseorang merendahkan diri krn
Allah melainkan akan Allah angkat derajatnya.”
Ibnul Qayyim t dlm
kitab Madarijus Salikin berkata:
“Barangsiapa
yg angkuh utk tunduk kepada kebenaran walaupun datang dari anak kecil atau
orang yg dimarahi atau yg dimusuhi mk kesombongan orang tersebut hanyalah
kesombongan kepada Allah krn Allah adl Al-Haq ucapan haq agama haq. Al-Haq
datang dari Allah dan kepada-Nya akan kembali. Barangsiapa menyombongkan diri
utk menerima kebenaran berarti dia menolak segala yg datang dari Allah dan
menyombongkan diri di hadapan-Nya.”
Perintah
utk Tawadhu’
Dalam pembahasan
masalah akhlak kita selalu terkait dan bersandar kepada firman Allah subhanahu
wa ta’ala:
“Sungguh
telah ada bagi kalian pada diri Rasul teladan yg baik.”
Dalam hal ini banyak
ayat yg memerintahkan kepada beliau utk tawadhu’ tentu juga perintah tersebut
utk umat dlm rangka meneladani beliau. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Dan
rendahkanlah dirimu terhadap orang2 yg mengikutimu yaitu orang2 yg beriman”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
“Sesungguh
Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian merendahkan diri sehingga seseorang
tdk menyombongkan diri atas yg lain dan tdk berbuat zhalim atas yg lain.”
Demikianlah
Rasulullah saw. mengingatkan kepada kita bahwa tawadhu’
itu sebagai sebab tersebar persatuan dan persamaan derajat keadilan dan
kebaikan di tengah-tengah manusia sebagaimana sifat sombong akan melahirkan
keangkuhan yg mengakibatkan memperlakukan orang lain dgn kesombongan.
Macam-macam
Tawadhu’ ( Rendah Diri )
Berikut ada beberapa
curahan mengenai pembagina sifat – sifat yang menunjuki kerendahan hati;
Telah dibahas oleh para ulama
sifat tawadhu’ ini dlm karya-karya mereka baik dlm bentuk penggabungan dgn
pembahasan yg lain atau menyendirikan pembahasannya. Di antara mereka ada yg membagi
tawadhu’ menjadi dua:
1. Tawadhu’ yg terpuji yaitu sifat yang tawadhu’nya seseorang kepada
Allah dan tidak mengangkat diri di
hadapan hamba-hamba Allah.
2. Tawadhu’ yg dibenci yaitu sifat tawadhu’nya seseorang tersebut
kepada pemilik dunia karana menginginkan dunia yg ada di sisinya. .
Wallahu a’lam. ?
Semoga bermaamfaat buat hamba
Allah Sekalian.. aminn..
Sumber: www.asysyariah.com
A’lim muta’klim
salam =)
ReplyDeleteperkongsian yg baik..me kasih ye =)
InsyaAllah..akn sntiasa mengingati siapa dri ni..
hnya seorng hambaNYA yang hina...
heheh iyea kak,, samar - samar :)
Deletetrims uga tas knjngannya ni :)
Trim's info tawadhu ini, akan berusaha menghilangkan sifat sombong dari diri ini.
ReplyDeleteThiis was a lovely blog post
ReplyDelete