Bersahabat Dengan Waktu


The Time Is Money. . . Begitu kata mereka yang sering didengung – dengungkan bukan. Tetapi buat kita sebagai remaja muslim sejati “ cieeee “ hehe, waktu itu bukan hanya sekedar uang sahaja.

Wahai sohibku yang setia, dalam kehidupan seorang muslim, waktu itu merupakan karunia yang tak ternilai dengan apapun dan waktu itu tidak terbelikan. Ia merupakan sesuatu yang jauh lebih berharga di bandingkan dengan emas dan permata. Bahkan jika sohib bandingkan dengan dunia beserta isinyapun tidak ada bandingannya dalam berharganya waktu.

Dan ia merupakan modal utama buat kita untuk beramal di dunia dan nantinya kita akan mengambil hasilnya di Akhirat. Waktu itu ibarat super cepat yang terus melaju tanpa henti dan ia meninggalkan siapa saja yang tidak mampu mengikuti nada – nada langkahnya, ia bagaikan pedang yang akan menebas siapa saja yang lalai darinya.

Ia juga telah banyak memisahkan saudara – saudara kita dengan orang – orang yang di cintainya, kain banyak dari saudara – saudara kita yang tergilas olehnya tanpa kompromi dan belas kasihan. Namu perlu kita ketahui juga, berapa banyak yang sudah merakit kesuksesan dengannya, yaitu sukses dengan kebahagiaan, kesenangan dan ketentraman.

Waktu adalah makhluk yang perkasa yang di ciptakan oleh Sang Maha Pencipta. Maka sangat beruntung bagi orang – orang yang mampu menjinakkannya, dan sangat disayangkan bagi orang yang menentangnya. Seperti yang tercurah dalam surat Al – Ashr:

“ Aemi masa, sesunggunya manusia dalam kerugian kecuali orang – orang yang beriman dan beramal shaleh dan mereka senantiasa nasehat – menasehati dalam kebenaran dan kesabaran”.

Apakah kita termasuk diantaranya ? coba sobat lihat semakin hari semakin berkurangnya jatah umur kita, sedang kita tidak merasakannya, buktinya diwaktu kita ulang tahun, malah kita merayakannya dengan senang – senang, makan dengan keluarga, teman – teman kita, pakek tiup lilin lagi, ini nafas semakin berkurang masih mau buang – buang buat niup lilin. Padahal kita justru harus perihatin bukannya senang, benarkan ? seharusnya yang mesti kita lakukan intropeksi alias muhasabah pada hari lahirnya kita, bukannya jungkir balik, senang – senangan. Waktu yang berkurang malah kita anggap bertambah aneh bukan ?

Cuba sobat tanyakan pada diri masing – masing, sebenanrnya berapa jatah sisa umur kita, tentunya sobat geleng – geleng kepala, karena memang tidak seorang pun mengetahui halnya ketika malam telah pekat tidak satu makhluk pun di dunia ini yang mengetahui akankah ia hidup hingga fajar esok terlihat.

Begini saja, taruhlah misalkan jatah umur kita 60 tahun, terus waktu yang kita gunakan untuk tidur setiap harinya minimal 8 jam sehari semalam, itu berarti kalau memang jatah umur kita 60 tahun, kita sudah gunankan kurang lebih 20 tahun hanya buat ngorok saja. Kenapa masih tidak percaya, hitung saja sendiri benar apa bukan..... belum lagi buat makan, santai – santai, tambah lagi dengan “TUTI” alias tukang tidur, wahh bisa – bisa itu setengah dari 60 tahun tu.

Yuk, sejenak kita melihat kebelakang, maksunya membuka lembaran hidup para pendahulu ( salaf / ulama ) kita. Disana kita akan mendapati mereka yang begitu mengerti akan nilai sedetik dari 60 menit, padahal begitu banyak manusia yang lalai darinya. Berikut perkataan Imam Ibnul Qayyim :
Keberuntungan besar bagimu adalah ketika kamu dapat menyibukkan dirimu setiap saatnya dengan hal yang lebih utama dan lebih bermamfaat bagi keidupanmu setelah matimu”.

Muliakanlah waktumu untuk diaplikasikan dalam ketaatan, kenalilah waktumu dengan sebaik - baiknya, seperti orang bilang, “ Tak kenal makanya tak sayang” . orang yang tidak mau mengerti begitu berharganya waktu pasti dia tidak akan sanggup untuk beristifadah ( mengambil faedah ) dengan waktu tersebut.

Ingatlah wahai sobat muda, kita diciptakan oleh Allah, bukanlah untuk suatu yang sia – sia bergaul dengan kemaksiatan, yang tertipu dengan beragam multimedia, namun ibadahlah yang merupakan tujuan utama yang diciptakannya manusia, firma Allah :

Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah”( Al – Dzariyat : 56)
Nahh, sekarang apakah kita sanggup memikul tanggup jawab yang Allah berikan kepada kita, sementara kita mengerti nilai waktu yang telah kita habiskan seiring dengan hembusan nafas kita? Jawablah dan pikirkanlah sobat muda sekalian . . .

Baiklah sobat muda, yang terpenting adalah kita mencoba mengatur waktu sebaik – baik mungkin dalam melaksanakan kewajiban, baik berkaitan dengan masalah akhirat maupun dunia, sehingga kamu tidak akan mudah seenaknya mendahulukan hal penting dari yang terpenting.

Ini resep agar bisa mencapai waktu yang seefesien mungkin :
  1.  Buatlah suatu garis tujuan yang jelas dan pasti dari setiap amal yang sobat muda lakukan.
  2.  Fokuskanlah kosentrasi kamu pada amal yang sedang sobat kerjakan.
  3.  Jangan berani mencoba menunda suatu perkara hingga esok dan esok, jika sobat yakin amal itu dapat dilakukan hari itu juga.
Coba kita sejenak renungan bergulirnya waktu, hari serta pergantian siang dan malam, kemudian kita ambil pelajaran dari kejadian tersebut.  Seperti yang diterapkan dalam surat Ali Imran ayat : 190
“ Bertafakkurlah wahai sobat muda. . . ! apa yang telah kita perbuat di hari kemarin dan apa yang harus kita buat sekarang, serta apa yang kita inginkan di masa depan ? Ingat ! Allah – lah penentu segala sesuatu yang telah direncanakan oleh makhluk-Nya.

Sekian dulu mengenai penjelasan berharganya waktu, semoga bermamfaat buat sobat – sobit sekalian . . .  Aminnn . .

Wasalam..
Sumber : Kitab al – Adab, Abu Rifqy

1 Response to "Bersahabat Dengan Waktu"

close