Seorang “akhwat” pernah mengajukan permasalahan
tentang pacaran. Ia bercerita begini:
“saya siswi SMU Negeri Jombang kelas I. Saya lihat dari
teman – teman sekarang ini banyak yang terkena penyakit yang disebut “Pacaran”.
Alasan mereka, kalau tidak pacaran, msa muda dirasakan hilang begitu saja. Hal
tersebut kok bertentangan sekali dengan apa yang telah saya terima dari orang
tua saya, bahwa pacaran itu haram karena mendekati Zina dan dapt menyeret
perbuatan dosa. Pertanyaannya, adalah bagaimana sebenarnya masalah pacaran
kalau menurut ajaran Islam? Terimakasih.”
Begini, Allah SWT. Berfirman
وَلَاتَقْفُ مَالَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ
، إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُلًا
٣٦
Artinya “janganlah
kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungjawaban.” (QS. Al – Israa’ : 36)
Pacaran yang sering
diartikan tunangan sebenarnya merupakan suatu proses akan terjadinya
pernikahan, dan bukan sekedar main – main seperti umumnya bagi ABG yang tadi
disebutkan terkena penyakit. Sebenarnya bukan demikian. Pacaran ialah waktu
perkenalan dan penelitian untuk mengetahui dan mengenal keadaan masing – masing
pihak.
Sementara, orang
tua yang tidak setuju dan menganggap haram di karenakan para remaja kurang
memahami akan persoalannya, hanya sekedar menuruti hawa nafsunya, dan ikut –
ikutan. Padahal, dalam pacaran itu belum terdapat hak dan kewajiban. Pacaran diperbolehkan
dengan batas – batas yang tidak dilarang oleh agama, jika itu dalam rangka
menuju perkawinan yang sah. Karena itu, kalau remaja sudah mulai pacaran,
apakah sudah difikirkan kelanjutannya, sementara saah ini ia sedang dalam
belajar menuntut ilmu ?
Mughirah bin
Syu’bah menghadap Rasulullah saw. Karena hendak meminang seorang wanita yang
dicintainya. Rasulullah bersabda:
“Lihatlah wanita
itu lebih dahulu, karena yang demikian itu memungkinkan tercipta kasih sayang
kelak keduanya (kalau terjadi perkawinan)” ( HR. Tirmizi ).
Kata – kata “Lihat” mengandung makna dalam, bukan hanya
sekedar melihat lahirnya saja, melainkan juga meninjau akan batin. Karena itu,
kalau kita memikirkan pernikahan, lebih baik tidak memikirkan pacaran. Kecuali
hanya sekedar saling mengenal satu sama lain dengan batas – batas tertentu (
Ta’aruf dalam masa untuk meminang ).
. . . Kalau ada yang
salah bahasa(penulisan) jangan lupa diberi komentar sobat J . . .
Sekian. . . . J
Sumber: Imam Musbikin
penulis : Hamba Allah
0 Response to "Masalah Cinta Dan Pacaran"
Post a Comment